Rabu, 26 Agustus 2015
Minggu, 23 Agustus 2015
Stifin: Mengenali Keunggulan Diri untuk Menjadi Lebih Baik
Catatan Pengalaman Peserta WSL 1 (Mugniar) Repost
Bersyukur sekali saya mendapatkan undangan Workshop Level 1 (WSL 1) Stifin dari Ibu A.
Sengngeng. Ibu A. Sengngeng adalah istri dari Pak Alif – kawan SMA saya.
Tentang Stifin sudah pernah saya dengar sebelumnya dari suami yang sebelumnya
telah mendapatkan informasi tentang Stifin dari kawan-kawannya.
Saya penyuka pengetahuan mengenai kepribadian manusia,
Stifin memberikan hal tersebut maka sudah tentu saya tak menyia-nyiakan kesempatan
langka ini. Apalagi setelah Sengngeng mengatakan saya boleh datang dengan
suami, makin bersemangatlah saya.
IQ, EQ dan SQ: dari Kecerdasan Tunggal ke Kecerdasan Jamak
Oleh : AKHMAD SUDRAJAT (KANG ADJAT)
Kecerdasan
merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks,
melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus.
Minggu, 26 Juli 2015
Sambutan Mendikbud Hari Pertama Sekolah 2015/2016
Berdasarkan Surat Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59388/A./KR/2015, Tanggal 24 Juli
2015, Setiap Kepala Sekolah pada semua jenjang pendidikan pada saat
upacara bendera hari Senin, 27 Juli 2015 diharapkan membacakan Sambutan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada hari pertama
sekolah tahun pelajaran 2015/2016
Berikut petikan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dimaksud.
Jumat, 17 Juli 2015
Kenangan Kapur Tulis, Abraham Samad Jadi Ketua KPK
Jum'at, 23 November 2012 | 09:18 WIB

Ketua KPK, Abraham Samad. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta
- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, mengaku memiliki
sebuah pengalaman yang selalu menyadarkannya untuk tidak mencuri.
Pelajaran itu bersumber dari kapur tulis putih di masa sekolah dasarnya.
SIRI’ SEBAGAI SIKAP DAN FALSAFAH HIDUP MASYARAKAT BUGIS MAKASSAR
Oleh : Abdi eL_Machete
Prolog
Prolog
Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat
Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sacral. Begitu sakralnya
kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan Siri’nya atau De’ni gaga
Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan sebagai
manusia. Bahkan orang Bugis-Makassar berpendapat kalau mereka itu
sirupai olo’ kolo’e (seperti binatang). Petuah Bugis berkata : Siri’mi
Narituo (karena malu kita hidup). Untuk orang bugis makassar, tidak ada
tujuan atau alasan hidup yang lebih tinggi daripada menjaga Siri’nya,
dan kalau mereka tersinggung atau dipermalukan (Nipakasiri’) mereka
lebih senang mati dengan perkelahian untuk memulihkan Siri’nya dari pada
hidup tanpa Siri’.
Langganan:
Postingan (Atom)