Prolog
Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat
Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sacral. Begitu sakralnya
kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan Siri’nya atau De’ni gaga
Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan sebagai
manusia. Bahkan orang Bugis-Makassar berpendapat kalau mereka itu
sirupai olo’ kolo’e (seperti binatang). Petuah Bugis berkata : Siri’mi
Narituo (karena malu kita hidup). Untuk orang bugis makassar, tidak ada
tujuan atau alasan hidup yang lebih tinggi daripada menjaga Siri’nya,
dan kalau mereka tersinggung atau dipermalukan (Nipakasiri’) mereka
lebih senang mati dengan perkelahian untuk memulihkan Siri’nya dari pada
hidup tanpa Siri’.