Selasa, 07 Maret 2023
Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kelas XII UPT SMA 7 Wajo
Senin, 06 Maret 2023
Pacing, Tanaman Obat Untuk Kesehatan
SATUHARAPAN.COM – Pacing, atau pacing tawar, selama ini lebih dikenal sebagai tanaman hias. Namun, begitu membuka mesin pencari dengan kata kunci “costus”, yang menonjol justru predikatnya sebagai tanaman obat. Ahli-ahli India menyebutnya sebagai tanaman obat paling penting.
Pacing yang memiliki nama ilmiah Cheilocostus speciosus (J.Konig) C.Specht, dengan nama sinonim yang lebih dikenal, Costus speciosus (J.Konig) Sm, tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini disebut wild ginger, spiral ginger, atau crepe ginger.
Pacing, seperti dikutip dari wikipedia.org, disebutkan sebagai tumbuhan asli Asia Tenggara dan wilayah sekitarnya, dari India hingga daratan Tiongkok, dan kemudian menyebar ke Queensland, Mauritius, Fiji, Hawaii, Kosta Rika, Belize, Melanesia, hingga Mikronesia, dan wilayah Hindia Barat.
Berdasarkan referensi HM Hembing Wijayakusuma, dan Setiawan Dalimartha dkk (1994), Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, yang dikutip wikipedia.org, di Jawa, tumbuhan ini disebut pacing, tepung tawar, poncang-pancing, dan bunto. Di Sumatera, orang menyebutnya tabar-tabar, kelacim, setawar, tawar-tawar, tebu tawar, tubu-tubu, sitawar, tawa-tawa, dan totar.
Di Sulawesi, tumbuhan ini dinamakan lingkuwas, lincuas, palai batang, tampung tawara, galoba utan atau tepu tepung. Lain lagi di Maluku, orang menyebutnya muri-muri, tebe pusa, tehu lopu, uga-uga, dan tehe tepu.
Di India, seperti dikutip dari Pankaj Oudhia di hort.purdue.edu, tempat tanaman ini banyak dieksplorasi manfaat dan khasiatnya sebagai obat herbal, pacing memiliki banyak nama lokal. Di antaranya isebsab (Palauan), keu, kemuk, atau keumul (Bengali), keukand, keu, kust (Hindi), thebu (Sinhala), pakarmula (Gujarat), pushkarmula, penva, pinga (Marathi), kustha, kashmira, kemuka, shura, pushkarmula (Sanskrit), jom lakhuti (Assam), kostam (Tamil), changalkashta, chikke, karikattu (Canarese), narum canna, cannakkuvva, cannukkilannu (Malyalam).
Pacing merupakan tumbuhan tegak dengan tinggi 0,5 m – 3 m, dan menyukai tempat lembap dan teduh, di dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Batangnya berwarna kuning kecokelatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air, mudah dipatahkan. Daunnya berwarna hijau, tunggal, tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai bentuk lanset. Bagian bawah daunnya lembut.
Bunganya tersusun dalam bongkol, berwarna merah. Bila mekar, mengutip dari wikipedia.org, daun mahkota yang membentuk bibir berwarna putih dan bergaris kuning di tengah tersembul ke luar menonjol.
Buahnya bulat memanjang, merah, berbiji hitam. Tumbuhan ini mudah diperbanyak dengan biji, dengan cara stek akar rimpang atau stek batang.
Manfaat dan Khasiat Pacing
Pacing dibudidayakan di India untuk keperluan bahan obat. Tumbuhan ini juga lazim ditanam sebagai tanaman hias. Namun, sifatnya yang mudah tumbuh, menyebabkan pacing juga dicap sebagai tumbuhan pengganggu.
Umbi pacing banyak mengandung pati dan serat, di samping itu juga terdapat senyawa racun saponin dan sedikit minyak atsiri.
Secara tradisional, akar rimpang pacing yang pahit dipakai dalam ramuan jamu untuk obat demam dan kejang. Rimpang pacing dalam tradisi pengobatan Ayurveda, seperti dikutip dari hort.purdue.edu, juga dimanfaatkan sebagai obat asma, bronkhitis, hingga anemia.
Daun dan cabangnya secara tradisional digunakan untuk cuci rambut.
Buku Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia menyebutkan pacing tawar dapat diolah untuk mengobati bengkak pada sakit ginjal (nephtiric edema), perut busung, infeksi saluran kemih (tractus urinarius), serta pengerutan hati (chirosis).
CJ Soegihardjo dan Koensoemardiyah, dalam karya ilmiah "Produksi Diosgenin dengan Sistem Sel Amobil dari Costus speciosus smith", yang dimuat dalam Majalah Farmasi Indonesia, 2005, menyebutkan dari biji pacing dapat diproduksi diosgenin dengan sistem amobil sehingga berguna untuk meningkatkan kualitas industri obat-obatan.
Diosgenin adalah sejenis sejenis steroid yang digunakan untuk menghasilkan hormon progesteron. Selain memiliki efek farmakologis sebagai pereda sakit perut, juga anti peradangan, anti diabetes, analgesik, hingga antikolesterol. Selain biji, rimpang pacing, seperti dibaca di hort.purdue.edu, juga memiliki kandungan senyawa diosgenin dan tigogenin.
Potensi jenis-jenis Costus sebagai sumber diosgenin, pernah diungkapkan I Lubis dan Setijati Sastrapradja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), seperti dikutip dari e-journal.biologi.lipi.go.id, dalam ulang tahun Kebun Raya Indonesia pada 1984.
Costus speciosus (Koen.) J.E. Smith (pacing) dan beberapa jenis Costus lain seperti Costus rumphianus Valet., Costus spimlis Rose, dan Costus villocissimus Jacq, yang banyak terdapat di Indonesia, mengandung 0,8 sampai 2,9 persen diosgenin pada rimpangnya, sedang pada biji Costus speciosus terdapat 3.1 sampai 3.6 persen diosgenin. Pertumbuhan yang cepat dan biomassanya yang tinggi, merupakan sifat-sifat yang mendukung pemanfaatan Costus ini sebagai penghasil diosgenin.
Minggu, 05 Maret 2023
Dialog Nabi Musa Dengan Allah SWT.
Di z͟a͟m͟a͟n͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ A͟S͟, a͟d͟a͟ s͟e͟p͟a͟s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ i͟s͟t͟er͟i͟ y͟a͟n͟g͟ h͟i͟d͟u͟p͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ n͟a͟m͟u͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟g͟h͟a͟d͟a͟p͟i͟n͟y͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟s͟a͟b͟a͟r͟a͟n͟.
S͟u͟a͟t͟u͟
k͟e͟t͟i͟k͟a͟,
t͟a͟t͟k͟a͟l͟a͟
m͟e͟r͟e͟k͟a͟
b͟e͟r͟i͟s͟t͟i͟r͟a͟h͟a͟t͟,
s͟a͟n͟g͟
i͟s͟t͟r͟i͟
b͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟
k͟e͟p͟a͟d͟a͟
s͟u͟a͟m͟i͟n͟y͟a͟:
_"W͟a͟h͟a͟i͟ s͟u͟a͟m͟i͟k͟u͟, b͟u͟k͟a͟n͟k͟a͟h͟ M͟u͟s͟a͟ a͟d͟a͟l͟a͟h͟ s͟e͟o͟r͟a͟n͟g͟ N͟a͟b͟i͟ y͟a͟n͟g͟ b͟i͟s͟a͟ b͟e͟r͟b͟i͟c͟a͟r͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ T͟u͟h͟a͟n͟n͟y͟a͟ (A͟l͟l͟a͟h͟)..?"
L͟a͟l͟u͟ s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟ :
PANITIA UJIAN SEKOLAH SMA 7 WAJO.TA.2022-2023
Sabtu, 25 Februari 2023
Apa itu SARCOPENIA
Jumat, 24 Februari 2023
Selasa, 15 November 2022
Boleh Pintar, tapi Integritas dan Kejujuran lebih penting
Sabtu, 05 November 2022
MOEDJAIR
Makam Mudjair, penemu Ikan Mujair.
Pada 1936, Mudjair, seorang pegawai desa dari Desa Papungan, Kanigoro, Blitar, pergi ke Teluk Serang yang terletak di laut selatan. Di sana dia menemukan berbagai jenis ikan yang belum diketahui sebelumnya. Dia membawa pulang lima jenis ikan dan memeliharanya di kolam pekarangan rumah.Ternyata, satu jenis ikan berkembang cepat, bahkan bisa bertelur dengan cara menyimpannya di dalam mulut hingga masa menetas jadi anak ikan. Seiring waktu, ikan ini mendapat perhatian warga desa.
Kabar itu sampai ke telinga Schuster, kepala penyuluhan perikanan di Jawa Timur. Dia berkunjung ke Papungan untuk melihat ikan temuan Mudjair. Ternyata ikan tersebut diidentifikasi sebagai Tilapia mossambica, yang berasal dari Afrika. Dengan cepat ikan temuan Mudjair dibudidayakan karena cepat bertelur, pertumbuhannya cepat, dan mudah beradaptasi dengan segala lingkungan air mulai kolam hingga rawa-rawa.
Pada 27 Agustus pemerintah Belanda mengapresiasi usaha Mudjair dengan memberinya santunan sebesar Rp6,- per bulan. Saat pendudukan Jepang, ikan mujair kian populer. Pasukan Jepang, seperti tercatat dalamTilapia: Biology, Culture, and Nutritionsuntingan Carl D. Webster dan Chhorn Lim, membawanya ke seluruh daerah untuk dibudidayakan dalam tambak-tambak. Dan Mudjair diangkat sebagai pegawai negeri tanpa harus mendapatkan beban kerja. Enam tahun setelah Indonesia merdeka, Mudjair menerima surat tanda jasa dari Kementerian Pertanian atas jasanya sebagai penemu dan perintis perkembangan ikan mujair.
Sumber: Majalah @indohistoria 📰
Selasa, 01 November 2022
CARI TAU PENYAKIT ANDA DAN OBATI DENGAN CARA INI OLEH DIRI ANDA SENDIRI
1. #Maag
Bukan hanya diakibatkan karena kesalahan pola makan yg tidak teratur, Akan tetapi justru lebih didominasi karena "stress" coba untuk lebih Fress dan memerdekan Diri.