Senin, 28 Juli 2025

SIPAKATAU, SIPAKAINGE DAN SIPAKALEBBI ADALAH CARA ORANG BUGIS SALING MEMULIAKAN

 

Oleh:  Jufri Nur

Di Sulawesi Selatan,  terdapat banyak suku dan memiliki budaya masing-masing. Ada suku Makassar yang mendiami Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto  sebagian Pangkep, sebagian Maros. Suku Mandar yang mendiami Polman, Polewali, dan Mamasa (sekarang masuk wilayah Sulawesi Barat). Suku Toraja yang mendiami Tanatoraja. Suku Bugis yang mendiami  Kabupaten Bone, Sinjai, Wajo, Sidrap, Pinrang, Pare-pare dan Maros.

Budaya Bugis “sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi”, merupakan budaya yang menjadi ciri khas paling menonjol, dan diterapkan di dalam kehidupan  masyarakat Bugis. Ciri khas yang kedua suku Bugis kental dengan Bahasa Bugisnya, Bahasa Bugis menjadi salah satu pembeda dengan suku-suku lainnya.


Sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi juga dapat diartikan sebagai landasan moral seseorang atau kelompok dalam berperilaku kepada orang lain. Budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi merupakan budaya suku Bugis yang memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian setiap individu.

Budaya sipakatau adalah budaya Bugis yang berarti "memanusiakan manusia" atau "memandang manusia sebagai manusia". Siapapun orangnya harus setara dengan  sesama manusia lainnya.  Dipandang sebagai manusia utuh. Ini mencerminkan sikap saling menghormati, saling menghargai, dan tidak membeda-bedakan antar sesama manusia. Tidak memandang suku, agama, ras, atau status sosial. Konsep ini menekankan pentingnya memperlakukan orang lain dengan adil, setara, dan penuh persaudaraan. Sipakatau berarti "saling memanusiakan" atau "membuat orang menjadi manusia". Ini berarti memperlakukan setiap orang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya, harus dakui dan diperlakukan sebagai manusia dengan kesopanan, dan tanpa diskriminasi, serta mengakui persamaan hak dan kedudukan mereka sebagai manusia.

Sipakainge artinya saling “mengingatkan”. Kalau dalam berinteraksi antara satu indvidu atau kelompok ada yang lupa atau menyimpang dari kebiasaan maka akan  ada orang yang mengingatkan dengan cara yang sopan. Jadi sipakainge tidak bisa berdiri sendiri. Antara budaya sipakatau dan sipakainge tidak bisa lepas satu sama lainnya. Sipakainge berjalan sesuai nilai sipakatau. Demikian pula sipakalebbi (saling memuliakan) tidak bisa jalan tanpa dilandasi budaya sipakatau dan sipakainge. Tiga nilai budaya ini saling kait mngait tidak bisa berdiri sendiri.

Sipakalebbi berarti saling memuliakan. Di masyarakat Bugis sipakalebbi adalah salah satu nilai yang sangat di junjung tiggi. Sipakalebbi tujuan akhir yang harus hadir dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. Sipakalebbi berlndaskan budaya sipakatau dan sipakainge.

Tidak ada komentar:

ABIOGRAFI NURDIN

ABIOGRAFI NURDIN
Klik Aja!

POSTINGAN UNGGULAN

"Quotes of the day" Pembina SMA 7 Wajo