Oleh: Jufri Nur
Sering kita lihat penulisan kata serangkai Bugis-Makassar seakan-akan Bugis sama dengan Makassar padahal dua suku ini berbeda jauh. Perbedaan paling menonjol adalah pada penggunaan Bahasa daerah. Suku Bugis dengan Bahasa Bugisnya dan suku Makassar dengan Bahasa Makassarnya. Ketika penutur asli Bugis berbicara menggunakan Bahasa Bugis yang tidak mengerti Bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan jika lawan bicaranya orang Makassar yang juga tidak mengerti Bahasa Indonesia. Jadi penulisan Bugis Makassar adalah biasa asal jangan diasosiakan Bugis sama Makassar. Yang memiliki pemahaman yang sering keliru adalah orang dari luar Sulawesi Selatan. kita lihat ditelevisi sang pemandu ingin melihat acaranya glamor, meriah, dan bersahabat biasa menyapa dengan menggunakan kata “Apa kareba” ditujukan komunitas masyarakat Bugis. Tentu ini tepat karena kata “apa” bagi masyarakat Bugis tidak dikenal, yang benar “Aga kareba” Pemandunya ingin kelihatan akrab tapi keliru.
Pengguna Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan ditemukan paling banyak di kabupaten Bone, Wajo, Sirap, Soppeng, Pinrang dan Pare-pare. Sedangkan pengguna Bahasa Makassar didominasi masyarakat yang berdomisili di kota Makassar, Gowa, Jeneponto,Takalar, Sebagian Maros dan sebagian pangkajene Kepulauan.
Selain Bahasa Bugis dan Bahasa Makassar masih ada Bahasa Daerah yang banyak penggunannya di Sulawesi Selatan, misalnya Bahasa Toraja di Toraja, Bahasa Konjo di Bulukumba. Yang paling unik di kabupaten Enrekang ditemukan tiga Bahasa Daerah (dalam satu kabupaten) yang berbeda, yakni Bahasa Daerah Maiwa di daerah Maiwa, Bahasa Enrekang yang penggunanya di kota Enrekang, dan Bahasa Duri didaerah perbatasan Enrekang Tator
Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pencerahan terutama buat masyakat luar Sulawesi Selatan. Semoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar