Senin, 28 Juli 2025

TELADANI EMPAT MARAKTER ISTIMEWA SAHABAT RASULULLAH

 

Oleh: Drs.H. Jufri Nur, M.Pd

Fake-fake ugi. Biasalah di mamasyakat bugis apabila ingin merantau, atau menuntut imu di negeri orang. Sebelum berangkat biasa pergi dulu ”berguru”ke orang-orang tua untuk diberi bekal supaya bisa berhasil di rantau. Salah satunya adalah aplikasi empat sifat sempurna dari sahabat Rasulullah,  sulafa eppa. Abu Bakkareng (Bakar) tettong rioloku, Ummareng (Umar) tettong rimonrikku, Ali tettong riabioku, Usman tettong riataukku. Nasalipuri nurung Muhammad barakka lailaha illallah. Pakai nak. Modala bokong tammawari.

BUGIS MAKASSAR BEDA

 

Oleh:  Jufri Nur

Sering kita lihat penulisan kata serangkai Bugis-Makassar seakan-akan Bugis sama dengan Makassar padahal dua suku ini berbeda jauh. Perbedaan paling menonjol adalah  pada penggunaan Bahasa daerah. Suku Bugis dengan Bahasa Bugisnya dan suku Makassar dengan Bahasa Makassarnya. Ketika penutur asli Bugis berbicara menggunakan  Bahasa Bugis yang tidak mengerti Bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan jika lawan bicaranya orang Makassar yang juga tidak mengerti Bahasa Indonesia. Jadi penulisan Bugis Makassar adalah biasa asal jangan diasosiakan Bugis sama Makassar. Yang memiliki pemahaman yang sering keliru adalah orang dari luar Sulawesi Selatan. kita lihat ditelevisi sang pemandu ingin melihat acaranya glamor, meriah, dan bersahabat biasa menyapa dengan menggunakan kata “Apa kareba” ditujukan komunitas  masyarakat Bugis. Tentu ini tepat karena kata “apa” bagi masyarakat Bugis tidak dikenal, yang benar “Aga kareba   Pemandunya ingin kelihatan akrab tapi keliru.


Pengguna Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan ditemukan paling banyak di kabupaten Bone, Wajo, Sirap, Soppeng, Pinrang dan  Pare-pare. Sedangkan pengguna Bahasa Makassar didominasi masyarakat  yang berdomisili di kota Makassar, Gowa, Jeneponto,Takalar, Sebagian Maros dan sebagian pangkajene Kepulauan.

Selain Bahasa Bugis dan Bahasa Makassar masih ada Bahasa Daerah yang banyak penggunannya di Sulawesi Selatan, misalnya Bahasa Toraja di Toraja, Bahasa Konjo di Bulukumba. Yang paling unik di kabupaten Enrekang ditemukan tiga Bahasa Daerah (dalam satu kabupaten) yang berbeda, yakni Bahasa Daerah Maiwa di daerah Maiwa, Bahasa Enrekang yang penggunanya di kota Enrekang, dan Bahasa Duri didaerah perbatasan Enrekang Tator

Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pencerahan terutama buat masyakat luar Sulawesi Selatan. Semoga

SIPAKATAU, SIPAKAINGE DAN SIPAKALEBBI ADALAH CARA ORANG BUGIS SALING MEMULIAKAN

 

Oleh:  Jufri Nur

Di Sulawesi Selatan,  terdapat banyak suku dan memiliki budaya masing-masing. Ada suku Makassar yang mendiami Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto  sebagian Pangkep, sebagian Maros. Suku Mandar yang mendiami Polman, Polewali, dan Mamasa (sekarang masuk wilayah Sulawesi Barat). Suku Toraja yang mendiami Tanatoraja. Suku Bugis yang mendiami  Kabupaten Bone, Sinjai, Wajo, Sidrap, Pinrang, Pare-pare dan Maros.

Budaya Bugis “sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi”, merupakan budaya yang menjadi ciri khas paling menonjol, dan diterapkan di dalam kehidupan  masyarakat Bugis. Ciri khas yang kedua suku Bugis kental dengan Bahasa Bugisnya, Bahasa Bugis menjadi salah satu pembeda dengan suku-suku lainnya.


Sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi juga dapat diartikan sebagai landasan moral seseorang atau kelompok dalam berperilaku kepada orang lain. Budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi merupakan budaya suku Bugis yang memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian setiap individu.

Budaya sipakatau adalah budaya Bugis yang berarti "memanusiakan manusia" atau "memandang manusia sebagai manusia". Siapapun orangnya harus setara dengan  sesama manusia lainnya.  Dipandang sebagai manusia utuh. Ini mencerminkan sikap saling menghormati, saling menghargai, dan tidak membeda-bedakan antar sesama manusia. Tidak memandang suku, agama, ras, atau status sosial. Konsep ini menekankan pentingnya memperlakukan orang lain dengan adil, setara, dan penuh persaudaraan. Sipakatau berarti "saling memanusiakan" atau "membuat orang menjadi manusia". Ini berarti memperlakukan setiap orang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya, harus dakui dan diperlakukan sebagai manusia dengan kesopanan, dan tanpa diskriminasi, serta mengakui persamaan hak dan kedudukan mereka sebagai manusia.

Sipakainge artinya saling “mengingatkan”. Kalau dalam berinteraksi antara satu indvidu atau kelompok ada yang lupa atau menyimpang dari kebiasaan maka akan  ada orang yang mengingatkan dengan cara yang sopan. Jadi sipakainge tidak bisa berdiri sendiri. Antara budaya sipakatau dan sipakainge tidak bisa lepas satu sama lainnya. Sipakainge berjalan sesuai nilai sipakatau. Demikian pula sipakalebbi (saling memuliakan) tidak bisa jalan tanpa dilandasi budaya sipakatau dan sipakainge. Tiga nilai budaya ini saling kait mngait tidak bisa berdiri sendiri.

Sipakalebbi berarti saling memuliakan. Di masyarakat Bugis sipakalebbi adalah salah satu nilai yang sangat di junjung tiggi. Sipakalebbi tujuan akhir yang harus hadir dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. Sipakalebbi berlndaskan budaya sipakatau dan sipakainge.

Sabtu, 26 Juli 2025

TITIK REFLEKSI TELAPAK KAKI KE ORGAN TUBUH



Tahukah kamu bahwa telapak kaki bukan hanya untuk berjalan, tapi juga menyimpan peta hubungan dengan organ-organ dalam tubuh kita? Konsep ini dikenal sebagai refleksologi — ilmu pijat kaki yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok dan Mesir. 🌐 Apa Itu Refleksologi Kaki? Refleksologi adalah teknik menekan titik-titik tertentu di telapak kaki yang dipercaya terhubung langsung dengan organ dalam seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, hingga usus. Titik-titik ini disebut zona refleksi. --- 📍 Beberapa Titik Penting di Telapak Kaki: Ujung jari kaki → Terhubung ke otak dan sinus Bola kaki (dekat jari-jari) → Terhubung ke paru-paru dan jantung Lengkung kaki bagian tengah → Berkaitan dengan lambung, pankreas, dan ginjal Tumit → Terhubung ke usus besar, kandung kemih, dan organ reproduksi --- 🧘‍♂️ Manfaat Refleksologi Kaki: Meredakan stres & kecemasan Memperlancar sirkulasi darah Membantu pencernaan Meningkatkan kualitas tidur Mengurangi nyeri dan ketegangan otot --- > ⚠️ Catatan Penting: Meskipun refleksologi bermanfaat, ini bukan pengganti pengobatan medis. Tapi bisa menjadi terapi pelengkap yang aman dan alami. --- 🦶 Mulailah lebih peduli dengan kaki, karena dari sanalah banyak kesehatan tubuh kita bisa dipengaruhi! #sehat #viral #kaki #kesehatankaki #fyp #trend #sehatitumudah

Kamis, 24 Juli 2025

Susunan Materi Ekonomi Kelas X Semester Ganjil (Kurikulum 2013)

 

Nurdin M, S.Pd
Guru Smaner

Berikut adalah urutan materi pelajaran Ekonomi Kelas X Semester Ganjil berdasarkan Kurikulum Merdeka (disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan struktur konten terbaru):

BAB 1: Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Subbab:

1. Pengertian Ilmu Ekonomi

2. Masalah Pokok Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

3. Prinsip dan Motif Ekonomi

4. Tindakan Ekonomi dan Skala Prioritas

5. Ilmu Ekonomi sebagai Ilmu Sosial dan Terapan

BAB 2: Kegiatan Ekonomi dan Pelaku Ekonomi

Subbab:

1. Kegiatan Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

2. Pelaku Ekonomi: Rumah Tangga, Perusahaan, dan Pemerintah

3. Interaksi Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian

BAB 3: Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

Subbab:

1. Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

2. Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

3. Hukum Permintaan dan Penawaran

4. Keseimbangan Pasar (Equilibrium)

5. Elastisitas Permintaan dan Penawaran

BAB 4: Uang dan Sistem Pembayaran

Subbab:

1. Pengertian dan Fungsi Uang

2. Sejarah dan Jenis-Jenis Uang

3. Nilai Uang dan Syarat Uang

4. Sistem Pembayaran Tunai dan Nontunai

5. Perkembangan Alat Pembayaran Digital

BAB 5: Lembaga Jasa Keuangan

Subbab:

1. Pengertian dan Fungsi Lembaga Jasa Keuangan

2. Bank Sentral (Bank Indonesia): Fungsi dan Peran

3. Bank Umum dan BPR

4. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

5. Inklusi dan Literasi Keuangan

Rabu, 23 Juli 2025

LAPORAN KEGIATAN SENAM ANAK INDONESIA HEBAT DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL KE-41 DI SMA NEGERI 7 WAJO TAHUN 2025


Bukit Cenda.Rabu, 23 Juli 2025

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ke-41, SMA Negeri 7 Wajo menggelar kegiatan Senam Anak Indonesia Hebat pada hari Rabu, 23 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah dengan melibatkan seluruh siswa, guru, serta staf SMA Negeri 7 Wajo.

Kegiatan dimulai pukul 8.00 WITA dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara khidmat sebagai bentuk penghormatan terhadap tanah air. Setelah itu, seluruh peserta mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 7 Wajo Bapak Drs.H. Amri Samad, M.M,  sebagai wujud rasa syukur dan harapan bagi generasi muda Indonesia yang hebat dan berakhlak mulia.

Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan Senam Anak Indonesia Hebat yang dipandu oleh guru olahraga dan tim pemandu senam sekolah. Senam ini dilaksanakan dengan penuh semangat, menggambarkan keceriaan, kekompakan, dan semangat para siswa dalam menyambut Hari Anak Nasional. Melalui gerakan senam yang energik dan menggembirakan, siswa diajak untuk hidup sehat, aktif, serta menumbuhkan rasa bangga menjadi anak Indonesia.

Tema Hari Anak Nasional tahun 2025 adalah "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045". Tema ini sejalan dengan visi SMA Negeri 7 Wajo dalam mencetak generasi muda yang beriman, berilum dan berbudaya sera berwawasan lingkungan hidup. tangguh, berkarakter, serta siap berkontribusi dalam membangun masa depan bangsa.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian sekolah terhadap pentingnya momentum Hari Anak Nasional sebagai upaya mengingatkan seluruh elemen masyarakat akan hak-hak, perlindungan, serta peran penting anak dalam kemajuan bangsa.

Dengan penuh semangat, kegiatan Senam Anak Indonesia Hebat di SMA Negeri 7 Wajo berlangsung lancar, tertib, dan penuh makna. Harapannya, semangat dan nilai-nilai yang tertanam dalam peringatan ini dapat terus menginspirasi para siswa menjadi anak-anak hebat yang akan menguatkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.


Sabtu, 12 Juli 2025

Kurikulum Pendidikan di Indonesia Dari Tahun Ke Tahun

1. Kurikulum 1947 - Rentjana Pelajaran
- Konteks: Masa awal kemerdekaan, pendidikan masih transisi dari kolonial ke nasional.
- Ciri khas: Meniru sistem Belanda tapi diberi muatan nasional.
- Fokus: Pendidikan karakter kebangsaan, dasar keterampilan hidup.
- Kelebihan: Menanamkan nasionalisme sejak dini.
- Kelemahan: Kurangnya infrastruktur dan guru terlatih.
- Menteri: Mr. Soewandi

2. Kurikulum 1952 - Rentjana Pelajaran Terurai
- Ciri khas: Lebih sistematis dari kurikulum 1947, dengan rincian tujuan tiap pelajaran.
- Fokus: Daya cipta, nasionalisme, dan keterkaitan antar mata pelajaran.
- Inovasi: Penyusunan berdasarkan prinsip integrasi kurikulum.
- Kelemahan: Masih menitikberatkan hafalan dan bersifat sentralistik.
- Menteri: Wongsonegoro

3. Kurikulum 1964 - Kurikulum Pancawardhana
- Konsep utama: 5 pengembangan: cipta, rasa, karsa, karya, moral.
- Fokus: Pendidikan jasmani-rohani yang seimbang.
- Inovasi: Pendidikan menyeluruh bukan hanya intelektual.
- Kelemahan: Sulit diterapkan karena tidak semua guru memahami konsep 5 pengembangan itu.
- Menteri: Sjarif Thajeb

4. Kurikulum 1968
- Konteks: Orde Baru mulai berkuasa, stabilisasi ideologi.
- Ciri khas: Penekanan pada moral, agama, dan Pancasila.
- Fokus: Disiplin dan loyalitas terhadap negara.
- Kelebihan: Mendorong penanaman nilai nasionalisme.
- Kelemahan: Terlalu normatif dan instruktif, kurang ruang kreativitas.
- Menteri: Mashuri Saleh

5. Kurikulum 1975
- Pendekatan: Sistem instruksional – pembelajaran terstruktur.
- Fokus: Efisiensi, pencapaian tujuan pembelajaran.
- Inovasi: Adanya tujuan instruksional umum dan khusus.
- Kritik: Terlalu teknis dan birokratis, guru lebih sibuk pada administrasi.
- Menteri: Syarif Thayeb

6. Kurikulum 1984 - CBSA
- Pendekatan: Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
- Fokus: Siswa aktif mencari tahu, guru sebagai fasilitator.
- Inovasi: Belajar kooperatif, diskusi, eksperimen.
- Kelemahan: Minim pelatihan guru, sebagian justru salah kaprah “CBSA = ramai”.
- Menteri: Nugroho Notosusanto

7. Kurikulum 1994
- Kombinasi: Sistem instruksional (1975) + CBSA (1984).
- Fokus: Pemisahan antara teori dan praktik secara tegas.
- Masalah: Materi terlalu padat, jam pelajaran berlebih, anak-anak overload.
- Kritik: Siswa pasif, guru kelelahan, tidak sesuai dengan kondisi daerah.
- Menteri: Wardiman Djojonegoro

8. Kurikulum 2004 - KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
- Fokus: Kompetensi dasar dan hasil belajar (output-based education).
- Inovasi: Penilaian berbasis kinerja (performance assessment), portofolio.
- Kelebihan: Mengembangkan keterampilan dan pemahaman mendalam.
- Kelemahan: Guru dan sekolah banyak yang belum siap.
- Menteri: A. Malik Fadjar

9. Kurikulum 2006 - KTSP
- Fokus: Sekolah diberi otonomi menyusun kurikulum (desentralisasi).
- Kelebihan: Kontekstualisasi materi sesuai daerah.
- Masalah: Ketimpangan kualitas antar sekolah, evaluasi tidak seragam.
- Kritik: Sekolah dengan sumber daya rendah tertinggal jauh.
- Menteri: Bambang Sudibyo

10. Kurikulum 2013 - K13
- Fokus: Pendekatan saintifik dan pembelajaran tematik integratif.
- Ciri: Mengembangkan kompetensi 4C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication).
- Inovasi: Penilaian autentik, pelatihan karakter, literasi.
- Kritik: Banyak revisi, penilaian terlalu kompleks, guru terbebani.
- Menteri: Mohammad Nuh

11. Kurikulum Merdeka (2022–sekarang)
- Fokus: Fleksibilitas guru dan sekolah; pembelajaran berdiferensiasi.
- Ciri khas: Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
- Tujuan: Menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan siswa dan zaman.
- Kelebihan: Guru bisa lebih kreatif, siswa tidak dikotak-kotakkan.
- Tantangan: Ketimpangan implementasi, butuh pelatihan menyeluruh.
- Menteri: Nadiem Makarim

ABIOGRAFI NURDIN

ABIOGRAFI NURDIN
Klik Aja!

POSTINGAN UNGGULAN

"Quotes of the day" Pembina SMA 7 Wajo