Jumat, 10 Januari 2014

Diena Ulfaty, Penemu Metode "ABACA Flash Card"

abacaSalah satu bisnis yang tidak akan pernah mati adalah bisnis yang berkaitan dengan pendidikan. Banyak kita saksikan bermunculan berbagai lembaga bimbingan belajar, tempat kursus berbagai pelajaran, lembaga les privat,dan lain sebagainya. Untuk produk pendukung proses belajar mengajar pun kian variatif. Berbagai kartu, buku, dan alat peraga dibuat untuk memudahkan anak didik memahami pelajaran. Semua produk tersebut selalu berkembang mengikuti zaman. Tentunya diperlukan kreativitas dan inovasi tiada henti agar bisnis yang berkaitan dengan pendidikan ini tetap hidup. Dan inilah yang dilakukan oleh Diena Ulfaty, seorang mantan peneliti di laboratorium fisika ITB. Ia mencipta sebuah produk yang memudahkan anak-anak, khususnya balita untuk memahami huruf dan suku kata yaitu ABACA Flash Card.



Idenya untuk membuat ABACA Flash Card ini diawali dari tingkah laku anaknya yang tidak suka belajar membaca. Zakiyah, putrinya yang saat itu berusia hampir 4 tahun selalu membuang flash card yang ia beli di toko dan merobek buku belajar membacanya. Diena Ulfaty terus mencari kartu-kartu atau produk lain yang memudahkan putrinya memahami huruf dan suku kata. Namun baginya, produk yang sudah ada tidak terpola dengan jelas dan tidak sistematis sehingga membuat anak-anak tidak tertarik. Kalaupun tertarik hanya sesaat, selanjutnya anak-anak akan merasa bosan dan enggan belajar kembali.

Sebagai seorang ahli sains, ia tidak menyukai sesuatu yang tidak terpola dan tidak sistematis. Menurutnya alam semesta diciptakan secara terpola maka belajar membaca pun harus terpola. Maka, mulailah ia memutar otak untuk membuat sendiri produk yang terpola dan sistematis yang dapat membantu putrinya tersebut belajar memahami huruf dan suku kata. Jika sudah memahami huruf dan suku kata maka akan lebih mudah bagi anak untuk membaca. Maka terciptalah ABACA flash card ini. Dengan dilengkapi game panen es krim maka putrinya dapat menghafal semua suku kata berawalan a dalam tempo yang sangat singkat yaitu 30 menit.


Melihat putrinya menyukai ABACA flash card dan telah dapat membaca dalam waktu kurang lebih 1 bulan, Diena memberitahukannya kepada teman-temannya di Facebook. Mereka antusias dan satu persatu memesan. Saat itu masih menggunakan sistem made by order karena keterbatasan modal. Bulan pertama ia mendapatkan pesanan sebanyak 50 paket lalu meningkat 100 persen di bulan kedua. Selanjutnya , meningkat sangat drastis seiring banyaknya testimoni positif terhadap produknya ini.


Dengan memasarkannya secara online melalui www.abaca-flashcard.com ,ia kerap menerima puluhan ribu pesanan paket ABACA flash card, baik seri 1 ataupun seri 2 dari seluruh Tanah Air. Karena sudah tersedia modal lebih dari cukup maka ia mengemas ABACA flash card lebih menarik. Dengan sebuah map yang difungsikan sebagai tas maka ABACA flash card tampil jauh lebih rapi dan menarik. Apalagi ada gambar es krim dan strawberi pada sampulnya.


Kini, banyak sekolah-sekolah TK menggunakan produknya. Selain itu ABACA flash card sudah mampu menembus pasar mancanegara seperti Malaysia, Jepang, dan Qatar. Saat ini, ia setidaknya sudah memiliki 38 agen dan ratusan reseller yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara di mancanegara. Semoga kesuksesan Diena Ulfaty menginspirasi kita semua bahwa selama ada kemauan, kreativitas, dan inovasi maka kesuksesan akan dapat kita raih.

Tidak ada komentar:

POSTINGAN UNGGULAN

nnnnn

 nnnnn