


PENENTUAN TITIK ZONASI DENGAN APLIKASI GOOGLE MAPS
.jpeg)
Kota Sengkang merupakan ibukota Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.
Kota Sengkang terletak sekitar 250 kilometer dari Kota Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Sengkang memiliki sejarah panjang dan memiliki ragam keuniknya pada masyarakatnya.
Masyarakat Sengkang terkenal sangat piawai dalam berdagang.
Selain kota niaga, Sengkang juga dikenal kota Sutera.
Menurut beberapa sumber arti kata sengkang adalah tempat atau daerah persinggahan, kedatangan, dan bersama-sama datang.
Jadi sengkang dapat disimpulkan wilayahnya merupakan tempat strategis yang membuat orang-orang jika melewatinya akan singgah.
Sementara Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo).
Di bawah bayang-bayang (wajo-wajo, bahasa Bugis, artinya pohon bajo) diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat yang sepakat membentuk Kerajaan Wajo.
Dulunya Wajo adalah sebuah kerajaan yang tidak mengenal sistem to manurungsebagaimana kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan.
Tipe Kerajaan Wajo bukanlah feodal murni, tetapi kerajaan elektif atau demokrasi terbatas.
Kebesaran tanah Wajo pada masa dahulu, termasuk kemajuannya di bidang pemerintahan, kepemimpinan, demokrasi dan jaminan terhadap hak-hak rakyatnya.
Berikut fakta unik Kota Sengkang Kabupaten Wajo yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tidak Mengenal Sistem Kepemimpinan Warisan
Sejak dulu, leluhur orang Wajo bersepakat untuk tidak menggunakan sistem kepemimpinan yang diwariskan.
Hal ini tercermin pada prinsip kerajaan yang berbunyi Maradeka To Wajo’e Ade’na Napopuang.
Artinya orang-orang Wajo itu hidup merdeka, hanya adat atau aturan yang disepakati yang dipertuankan.
2. Makam Nenek Moyang Wali Songo
Akhir Januari 1989, KH.Abdurrahman Wahid (Gusdur) berangkat ke Wajo untuk berziarah ke makam Sayyid Jamaluddin al Akbari al Husaini yang wafat pada tahun 1310 dan dimakamkan berdampingan dengan Raja Tosora Lamaddusila di Tosora.
Sayyid Jamaluddin adalah nenek para Wali songo di Jawa.
Menurut Gus Dur, ia mendapat pesan dari neneknya Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, supaya menziarahi 27 makam Wali di Indonesia.
3. Penghasil Kain Sutra Terbaik
Khazanah kebudayaan di Wajo melahirkan kain sutra Sengkang yang terkenal dengan corak dan kualitas yang istimewa.
Dahulu, kain sutra hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan.
4. Pahlawan Nasional
Melalui Keppres No.109/TK/1998 tanggal 6 Nopember 1998, Arung La Maddukelleng ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Dia ditetapkan sebagai Arung Matowa Wajo ke-31.
5. Raja Kutai Kertanegara Dimakamkan di Wajo
Pusara Raja Kutai Kertanegara Ing Martadipura Ke-14 dari Provinsi Kalimantan Timur, Sultan Adji Muhammad Idris berada di Ibu Kota Kabupaten Wajo, Sengkang.
Makamnya berada satu kompleks dengan Arung Matowa Wajo.
6. Perempuan Wajo
Perempuan Wajo memegang prinsip; Materru’ (berani) dan Malampe’ Nawa-nawa (bijaksana dan cerdas) agar menjadi pantas untuk seorang lelaki yang berkarakter Joa (pemimpin) dan memiliki prinsip Alempureng (kejujuran) dan Assitanajangeng (kepantasan).
Sekadar diketahui, Wajo terbagi menjadi 14 kecamatan.
Kecamatan Keera merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Wajo, dengan 368,36 kilometer persegi.
Wajo berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap di sebelah utara, Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng di sebelah selatan.
Itulah sejarah Kota Sengkang Kabupaten Wajo dan fakta unik yang wajib diketahui. (PALEMBANG, PALPOS.ID)