Selasa, 01 Desember 2015

CARA BELAJAR SESUAI PERSONALITI GENETIK Bag-01 (Copas)


oleh: Agung Purnomo* (Holistic Education Solver)
Dalam artikel kemarin kita sudah membahas tentang definisi dari masing – masing personaliti genetik. Sesuai dengan janji saya dlm artikel kemarin, InsyaAllah untuk artikel ini dan artikel berikutnya akan saya paparkan bagaimana belajar yang paling ‘Gue Banget’ berdasarkan personaliti genetiknya. Mari kita simak..
SENSING INTROVERT
Kata Kunci: Rajin membaca – diurut – dihafal
‪#‎Setiap‬ item pelajaran dibaca lebih sering dan dihafal (mnemonic)
‪#‎Merekam‬ data sesuai urutan tertentu
‪#‎Terukur‬ dari jumlah perbendaharaan kata seperti kamus
SENSING EKSTROVERT
Kata Kunci: Rajin latihan – dilakukan – direkam
‪#‎Lebih‬ bagus langsung memperbanyak latihan soal
‪#‎Ingatan‬ menjadi lebih baik jika diterapkan sebagai pengalaman
#Terukur dari jumlah peristiwa yang diingat seperti ahli sejarah
THINKING INTROVERT
Kata Kunci: Terapkan rumus – sistematiskan – naik ke lebih kompleks
‪#‎Memahami‬ sumber munculnya rumus dan menerapkannya
‪#‎Mengelola‬ informasi dalam susunan database yang sistematis
‪#‎Mampu‬ membuat hitung-hitungan yang lebih rumit
THINKING EKSTROVERT
Kata Kunci: Skemakan masalah – dipilah – dinalar
‪#‎Terlatih‬ untuk menskemakan masalah dalam kerangka yang sederhana
‪#‎Menyimpan‬ data yang sudah terproses bukan lagi data mentah
#Mampu membuat hubungan sebab akibat dengan baik
Bagaimana dengan Intuiting Introvert, Intuiting Ekstrovert, Feeling Introvert, Feeling Ekstrovert, dan juga Insting??
Sabar..saya akan lanjutkan di artikel besok.. semua ini dilakukan agar dapat memahami dengan baik, seperti kata pepatah.. “alon – alon asal klakon..”
Perlu Tes STIFIn??
HUBUNGI: Promotor STIFIn Wajo
HP. Nurdin M, S.Pd  Guru SMAN 3 Sengkang Unggulan Kab.Wajo

Jumat, 18 September 2015

Manfaat Tes Sidik Jari Untuk Anak

Manfaat mengetahui analisa sidik jari
Sidik jari ternyata memiliki informasi yang luar biasa.  Salah satu yang bisa kita dapatkan yaitu informasi mengenai kemampuan dan bakat yang dimiliki anak.  Karena anak-anak memiliki tipe-tipe tersendiri, diantaranya adalah anak tipe sensing, thinking, feeling, intuiting dan insting.  Masing-masing tipe anak ini bisa dideteksi dan dianalisa melalui sidik jarinya.

Mengenali Tipe dan Gaya Belajar Anak

Mengenali gaya belajar anak
Belajar adalah salah satu cara untuk membantu anak agar anak menjadi anak yang cerdas dan pintar.  Belajar adalah salah satu metode untuk mengasah kemampuan otak anak.  Dengan belajar maka akan dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan anak.  Dengan belajar merupakan wujud perhatian anak terhadap peningkatan prestasinya.

Cara Membangun Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini

membangun kecerdasan emosional anak
Untuk membangun kecerdasan emosional anak membutuhkan waktu yang panjang dan ketekunan yang ulet.  Mengingat karakteristik dunia yang bersifat membangun dan merusak.  Di sisi lain kita dengan segenap energi berusaha untuk mendidik anak agar menjadi anak yang berprestasi namun di sisi lain ada energi lain yang berusaha untuk menghancurkan terutama perusakan moral anak.  Tugas ini akan menjadi berat manakala kita tidak bisa memilah-milah informasi yang masuk khususnya kepada anak.

Sabtu, 12 September 2015

Tes STIFIn Untuk Siapa ?


Tes STIFIn tepat untuk siapa saja yang ingin Mengenal Potensi Unggul yang telah diberikan Allah kepada setiap manusia.
1. PELAJAR
yang ingin mencapai prestasi terbaik dengan waktu studi lebih cepat dengan hasil lebih maksimal sekaligus mempersiapkan masa depannya yang paling “enjoy” dan ”gue banget”.
2. ORANG TUA
yang ingin memberikan bekal terbaik kepada anak-anaknya, dengan mengurangi “biaya kebodohan” sehingga tidak membuang umur dan uang untuk investasi yang tidak perlu.
3. GURU/PENDIDIK
yang ingin menemukan cara terbaik dan termudah “mendidik” sesuai dengan pintu masuk/’Mesin Kecerdasan’ anak didiknya, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
4. ATASAN
yang masih kesulitan mengelola karyawannya sehingga menghambat kinerja perusahaan, dengan mengetahui “Mesin Kecerdasan” sangat terbantu dalam membina pola hubungan dan kerja karyawan.
5. KARYAWAN
yang masih berpenghasilan “pas-pasan” karena tidak ada prestasi, dan bingung merencanakan karir dan profesi masa depannya.
6. SUAMI-ISTRI
yang masih bermasalah dan belum menemukan nikmatnya berumah tangga karena belum menemukan ‘kemistri’ dan cara berhubungan yang paling tepat.

POSTINGAN UNGGULAN

nnnnn

 nnnnn